#Berita - Umum
Jumat, 28 April 2023 | Hari ke 7 lebaran Idul Fitri di wilayah Banyuwangi selatan atau biasa disebut wilayah mataraman mengadakan upacara ritual sebagai tanda penutup lebaran dengan membawa kupat dan lepet di mushola atau masjid.
Dalam tradisi Jawa sebuah nama itu pasti mengandung arti yang dalam, termasuk kata Ketupat atau Kupat itu singkatan dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan) dan Laku Papat (Empat Tindakan).
Prosesi Ngaku Lepat diimplemantasikan dengan tradisi sungkeman yaitu seorang anak bersimpuh memohon maaf dihadapan orang tuanya.
Dari tradisi itu kita diajarkan supaya menghormati orang yang lebih tua dan memohon maaf serta meminta bimbingan serta ridhonya karena yang tua dianggap lebih berpengalaman dalam menjalani kehidupan. Begitupun sebaliknya yang tua akan mengasihi dan membimbing yang lebih muda.
Lepet dari kata silep kang rapet. Monggo dipun silep ingkang rapet (mari kita kubur/tutup yang rapat). Jadi setelah mengakui kesalahan (lepat), kemudian meminta maaf, maka kesalahan yang sudah dimaafkan itu jangan pernah diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan santun. Karena itu umat Islam di Nusantara khususnya Jawa sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.
Inilah cikal bakal munculnya kalimat Mohon maaf lahir dan bathin, ngaturaken sedoyo kelepatan disaat ‘ldul Fitri di Indonesia dan Pulau Jawa pada khususnya.
#pesonasambimulyo.com #pesonasambimulyo #pemdessambimulyo
Bagikan berita :