Facebook Facebook Twitter #Berita - Adat & Budaya


Bulan Dzulhijjah Adalah Bulan Pernikahan


Bulan Dzulhijjah Adalah Bulan Pernikahan

#Berita - Adat & Budaya

Minggu, 2 Juli 2023 | Berjuta-juta orang muslim Indonesia telah berangkat menuju Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji, suatu pertanda bulan Dzulhijjah telah datang. Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan dalam kalender umat Islam, beberapa ibadah dilakukan umat Islam yaitu haji, menyembelih hewan qurban dan juga menikah. 

Menurut orang jawa, bulan Dzulhijjah disebut dengan bulan besar, tak sedikit orang jawa yang menggelar acara pernikahan dibulan ini. Menurut Primbon Jawa Betaljemur Adammakna menyebut, bulan Besar atau Dzulhijjah termasuk waktu yang baik untuk menggelar hajatan pernikahan.

Betaljemur Adammakna mengatakan, "Ala beciking sasi kanggo ijabing panganten. Besar: sugih, nemu suka harja."

Artinya, bulan yang baik dan tidak untuk menikah. Bulan Besar: kaya dan mendapatkan kebahagiaan. 

Pada tahun 2 Hijriah, tepatnya pada bulan Ramadhan, terjadi perang Badar antara kaum Muslimin dengan kaum Quraisy. Kaum Muslimin diikuti oleh 313 pasukan, dan kaum musyrik Quraisy diperkuat oleh 1000 pasukan. Dalam pertempuran yang sangat menentukan itu, umat Islam menang. Dari pihak Islam gugur 13 orang, dan dari pihak kafir Quraisy terbunuh 70 orang. Dari 70 orang itu, setengahnya terbunuh di tangan Ali bin Abi Thalib, dengan pedangnya yang sangat terkenal, Dzulfiqar.

Ali bin Abi Thalib menjadi pahlawan dalam perang ini. Hingga saat itu terkenal ungkapan, "Laa fataa illa 'Ali, wa laa sayfa illaa dzul fiqar," Artinya, tidak ada pemuda (ksatria) kecuali Ali, tidak ada pedang kecuali Dzulfikar."

Responsive image

Perang pun usai. Umat Islam kembali ke Madinah dengan kemenangan besar. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan, bulan diwajibkannya shiyam (puasa) bagi umat beriman. Pada saat pulang itulah Nabi Saw bersabda kepada para sahabatnya, "Kita baru saja pulang dari jihad kecil menuju jihad besar. Raja`naa minal jihaad al-ashghar ilal jihaad al-akbar."

Dua bulan kemudian, Nabi Saw menikahkan puterinya, Fathimah dengan Ali. Fathimah digelari al-Zahra, dan Ali digelari al-Murtadha (yang diridhai). Kapan keduanya dinikahkan? Tepatnya pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun 2 Hijrah. Saat pernikahan agung tersebut, Nabi mendoakan kedua mempelai ini dengan kebaikan. Dan hari di mana keduanya menikah, oleh sebagian kalangan Muslim, disebut sebagai Hari Cinta, Yawmul Mahabbah.

Bertabarruk (mengambil berkah) dengan pernikahan agung dua manusia mulia ini, belakangan, umat Islam mentradisikannya sebagai bulan pernikahan.


Penulis : Muhammad Rafli Gimnastiar


#pesonasambimulyo.com #pesonasambimulyo #pemdessambimulyo



Bagikan berita :

Facebook Facebook Twitter #Berita - Adat & Budaya




Papan Informasi

Maps Kantor Desa



Informasi Lainnya

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo

informasi desa sambimulyo